Selasa, 09 Desember 2008

Lokasi, Lokasi dan Lokasi

Orang bilang ada 3 faktor utama penentu keberhasilan dari usaha rumah makan, yaitu Lokasi, lokasi dan lokasi. Kenapa begitu pentinganya sebuah lokasi menentukan tingkat keberhasilan suatu usaha? Karena memang disanalah (lokasi) terdapat calon konsumen, banyak atau sedikitnya potensi pasar ditentukan oleh lokasi tersebut. Katakanlah kita hanya mampu menarik 5 persen dari crowd/traffic/potensi pasar yang ada di sekitar lokasi. Namun, hasilnya akan sangat besar jika ternyata lokasi tersebut menyediakan crowd/traffic/potensi pasar sebesar 100.000 per hari. Lima persen yang hanya seper dua puluh dari total pasar sebanyak 100.000 adalah 5.000, jumlah yang sangat menggiurkan bukan?
Tapi coba kita kalkulasi keberhasilan usaha restoran dengan optimisme sebesar 30 persen kita bisa meraih pasar, namun nilai total crowd/traffic/potensi pasar 1.000. Ya....kita hanya akan mendapatkan angka 700 saja, jauh lebih kecil dibandingkan dengan lima persen dari 100.000.


Bukan hanya itu, jika pada awal pembukaan kita hanya memiliki kemampuan meraih 5 persen crowd/traffic/potensi pasar, kita dapat terus meningkatkanya dengan berbagai promosi. Pada crowd/traffic/potensi pasar yang besar, efek dari sebuah promosi akan berhasil lebih baik dibandingkan promosi gencar pada pasar yang terbatas/kecil.


Yang patut diingat adalah legalitas lokasi bisnis. Ruang restoran yang nyaman, bersih, besar tidak akan memberikan kenyamanan lebih bagi pemilik restoran jika ternyata lokasi itu berada di tanah negara atau sengketa yang suatu saat akan kena gusur. Bukan berarti berdagang di kaki lima tidak aman loh... Ada beberapa lokasi yang dijadikan sentra wisata kuliner, sentra oleh-oleh atau sentra apapun yang didasari oleh kebijakan pemerintah setempat dalam pengalokasian wilayah tersebut. Jadi bagi yang elum memiliki modal besar, bisnis kaki lima resmi ini bisa mulai menjadi langkah pertama.


Serta masih banyak keuntungan lainnya jika kita memilih lokasi yang benar dalam berbisnis.

SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Emperan

Rabu, 26 November 2008

Harga Murah Jadi Berkah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang. Sejak dibuka pada Senin, 17 November 2008 lalu sampai Senin, 24 November 2008 SiGaresto terus menampakkan pergerakannya. Penjualan masih fluktuatif, namun setidaknya setiap hari ada barang yang dipesan customer. Inilah romantikanya berdagang, kata seorang teman yang mulai terjun jadi entepreneur warung Sate Padang beberapa bulan lalu. Berdagang itu harus sabar, ujarnya, kadang mendapatkan omset tinggi, kadang juga hanya beberapa porsi yang terjual, sambungnya.Seminggu berlalu dengan penjualan awal yang bisa dibilang lumayan. Menetapkan harga sop iga lebih mahal Rp. 1.000,- dengan sate kambing membawa dampak yang cukup baik. Alhasil, dalam satu minggu ini ada beberapa pembeli yang telah menjadi pelanggan. Terima kasih keluarga Ibu Bidan yang tinggalnya tepat di belakang SiGaresto atas pesanan sop iga yang hampir setiap hari.
Apakah Harganya Terlalu Murah?Jawabannya adalah tidak, memang margin yang kami peroleh sangat tipis. Namun, dengan harga ini diharapkan fisiologis customer terpengaruhi. Dengan menambah Rp. 1.000,- saja, customer bisa mendapat sop iga atau sop buntut, menu yang hanya ditemui di tempat-tempat tertentu, dibandingkan dengan sate yang mudah ditemui di warung kelas kaki lima. SiGaresto tidak menyediakan air teh gratis di meja makan, karena itu pulalah kita menyediakan berbagai minuman panas maupun dingin sebagai pilihan bagi siapapun yang bersantap di SiGaresto. Ini pulalah yang kemudian menyebabkan sebagian customer memilih untuk take away sop iga, nasi goreng maupun sop buntut-nya. Namun, ada sebagian komentar dari karyawan perusahaan di sekitar Jababeka yang telah terbiasa minum juice dengan Rp. 8.000,-, sop iga dengan harga Rp. 25.000,- di restoran atau foodcourt di pusat perbelanjaan berkomentar bahwa "Harga yang kami tetapkan terlalu rendah". Kami menyadari, tetapi demi agar harga lebih terjangkau oleh pasar sasaran kami, kami rela dapat margin relatif rendah tapi volume penjualan tinggi daripada margin tinggi tapi tidak ada penjualan.

SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Pinggiran

Selasa, 25 November 2008

Apa Salahnya “Meniru” Nestle?

Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman yang dipecaya sebagai perwakilan perusahaannya untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh PT. Nestle Indonesia (PT. NI). Pertemuan itu dihadiri oleh semua lini bisnis yang terlibat dan dilibatkan oleh PT. NI untuk mendukung kelancaran bisnisnya, dari mulai supplier, co-packer (perusahaan pengemas produk-produk PT. NI), distributor dan bagian-bagian lainnya.
Kata teman saya, di pertemuan yang diselenggarakan di hotel ternama di bilangan Jakarta itu, PT. NI memberikan kesempatan kepada siapapun untuk melakukan presentasi atas program, inovasi atau apapun namanya yang dapat meningkatkan kinerja PT. NI dengan seluruh perangkatnya. Presentator dan penggagas program terbaik dianugerahi sepeda motor, home theater, televisi dan lain-lain sesuai dengan peringkatnya.
Yang mengusik perasaan saya adalah : Antusiasme teman saya tersebut untuk mengikuti program yang diselenggarakan PT. NI tahun berikutnya. Kemudian saya tanya : “Apakah karena hadiahnya sepeda motor?” Yang kemudian dijawab : “Bukan semata-mata karena hadiahnya”. Rupanya “kebaggaan” sebagai salah satu presentator, penyumbang ide bahkan memberikan dampak efisiensi cost, peningkatan produktifitas dan penjualan yang menjadikan dia terpacu untuk turut andil dalam program kompetisi tersebut. Karena ide dari orang-orang lapangan itu biasanya bersifat praktis, namun dapat memberikan solusi sampai akar permasalahannya.
Pada kenyataannya memang demikian, karyawan pada umumnya tidak hanya menginginkan penghargaan berupa materi, namun juga berupa penghormatan atas karya yang telah dilakukannya. Seringkali perusahaan-perusahaan kecil dan bahkan perusahaan besar belum menyadari pentingnya hal ini, mereka hanya mempertimbangkan uang sebagai satu-satu-nya bentuk penghargaan atas prestasi karyawan, padahal jika dihitung kasus yang terjadi pada PT. NI tersebut, efisiensi atau peningkatan performa perusahaan pasti jauh lebih tinggi dibandingkan harga sebuah motor bebek, home theater dan televisi 21 inch. Namun, tanpa kehilangan arti dari hadiah-nya, perusahaan tetap dapat memberikan dorongan moril kepada inovator-inovator tersebut.
Pastinya, ide-ide “berharga” itu akan jauh lebih “berharga mahal” jika terlontar dari mulut seorang konsultan. Jadi, mengapa harus membayar lebih jika ternyata karyawan yang kita miliki ini mempunyai pemikiran yang brilian dalam menyelesaikan permasalahan atau meningkatkan produktifitas yang akan merasa sangat tersanjung dengan “penghargaan” dari atasan dan perusahaan tempatnya bernaung.


SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Pinggiran

Kamis, 20 November 2008

Syukuran, Ikrar Kami untuk Mengabdi dalam Usaha Rumah Makan

Acara syukuran sebagai ikrar dibukanya SiGaresto berlangsung sederhana pada hari Sabtu, 15 November 2008 dengan dihadiri oleh pemilik tempat, tukang ojek, tetangga warung, para pemuda dan ustadz yang memberikan nasihat dan memimpin do'a. Acara diisi dengan perkenalan personil SiGaresto yang kemudian dilanjutkan dengan tausiah dari Pak Ustadz yang memberikan wejangan bahwa "Berniaga adalah mata pencaharian yang dilakukan oleh sebagian NabiAlloh" Para pengelola telah ditunjukkan jalan untuk berusaha disini, sehingga semoga ini merupakan jalan yang baik bagi semuanya" tidak lupa pula Pak Ustadz mengingatkan agar jika usaha ini diberi kelancaran, jangan lupa menyisihkan hak fakir miskin 2,5% dari keuntungan yang diperoleh, karena janji Alloh, dengan dikeluarkannya zakat, selain mensucikan harta yang dimiliki, juga akan menambah berkah, Amiiin.Doa yang panjangpun dipimpin oleh Pak Ustadz, semoga segala do'a kebaikan tersebut dikabulkan oleh Alloh SWT. Oh... iya, beliau juga berpesan agar pengelola restoran segera bergantian menjalankan sholat jika waktu sholat tiba saat di restoran.Rasa syukur yang tak terkira kami panjatkan kepada Alloh, Tuhan semesta alam rahmat dan hidayahnya, serta atas kesempatan yang telah diberikan. Terima kasih Pak Ustadz atas tausiahnya, terima kasih Pak Haji Yadi yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menggunakan tempat ini dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan kelancaran usaha kami, semoga semuanya mendapatkan balasan yang setimpal dari Alloh.

SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Emperan

Jumat, 31 Oktober 2008

Pasang Listrik 1,6 jt…!?

Alhamdulillah, renovasi selesai : rolling door, plafond, dinding, kamar mandi bisa tuntas. Listrik besok akan dipasang, 900 Watt cukup untuk menerangi ruangan 20m2 dan bagian depan serta kebutuhan listik untuk beberapa alat elektronik untuk operasional. Yups, karena sebagai pendatang yang kurang mengerti daerah dan atas rekomendasi dari si empunya tempat akhirnya minta bantuan ke Mas Aris, seorang yang disinyalir sebagai “orang yang dekat” dengan PLN Cibitung, walaupun dengan biaya yang ditawarkan 1,6jt.
Memang, setelah cek ke Kang Asep, sodara yang tugasnya mencatat meteran listrik tiap bulan, katanya “kalau pasang listrik itu tergantung daerah, kalau di Rajapolah bisa 1jt, tapi kalau minta bantuan kantor perwakilan di Panumbangan, bisa jadi 1,5jt”. Dengan pertimbangan itu, akhirnya aku putuskan untuk pasang listrik lewat Mas Aris dengan segala kelebihan dan kekurangannya. InsyaAlloh besok mulai dipasang listriknya.
Kamar mandi sudah selesai, lantas sumber airnya dari mana? Inilah yang perlu diperjuangkan, air bersih untuk operasional. Mana mungkin sebuah warung makan bisa berjalan tanpa guyuran air bersih. Informasi dari tetangga sebelah, setiap bulan pengeluaran untuk air bersih ini bisa mencapai sekitar 50ribu. Tengok kiri-kanan, akhirnya ada beberapa calon yang akan dipropose untuk berbagi pakai air bersih : Ibu Bidan dan Pak Haji. Semoga tak harus mencari kandidat yang lain untuk merealisasikannya.
Si Jago Masak ”Erick” Sabtu ini pulang dulu, mo jemput calon karyawan dari kampung halaman. Biar bisa memberdayakan sodara atau tetangga untuk bantu-bantu, walaupun belum bisa menjanjikan dapat gaji yang besar, tapi mudah-mudahan bisa membantu mereka untuk mendapatkan penghasilan sendiri.


SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Pinggiran

Kamis, 30 Oktober 2008

Bismillaahirrohmaanirrohiim


Semoga dengan niat dan bacaan basmalah untuk mengawali menyiapkan backup finansial ini bisa berjalan lancar. Berniaga seperti Rosululloh, menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup untuk keluarga.



SiGaresto :
Menu A'la Resto, Ga Bikin Kantong KO
Menu Restoran, Harga Emperan